Cerpen " Musim Gugur"



Musim Gugur

 

Bandar Udara Internasional Incheon, Korea Selatan. Oktober  2016

Gilang Pramudya Randika, seorang pemuda minang yang sukses di rantau dengan modal nekat dan tekat. Ia berhasil menjadi seorang arsitek hebat di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Megantik International, perusahaan yang untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun ia bekerja memberinya kepercayaan memegang sebuah proyek besar. Dan disinilah  ia sekarang di negara yang di kenal dengan negri ginseng, negara yang terkenal dengan k-drama dan k-pop. Kini Gilang berada di Korea Selatan, lebih tepatnya Bandar Udara Internasional Incheon menunggu jemputan seorang sahabat dan sekaligus rekan kerjanya selama ia mengerjakan proyek di negri ginseng ini. Sementara menunggu, gilang membuka aplikasi line dan melihat banyak sekali pesan masuk.Pesan yang pertama ia buka adalah pesan dari adik kandungnya yang bernama Riska. 
Riska : “hai bang... bagaimana korea ? apa disana dingin ? apa disana ada salju ? ah...aku ingin sekali kesana menemuimu 9 tahun kita tak pernah bertemu,capatlah selesaikan pekerjaan mu disana bang,pulang ke padang dan temui adik mu ini. Aku,ibu dan ayah merindukanmu”
          Setelah membaca pesan dari Riska, Gilang terenyum dan berfikir apakah benar orang tuanya merindukannya, sementara orang tuanya sendirilah yang membuangnya. Gilang bukan di buang dalam artian yang sebenarnya, Gilang terpaksa meninggalkan rumah dan kampung halamannya karna tak tahan dengan kekerasan yang dilakukan ayah tirinya kepadanya, sementara ibu kandungnya sendiri tak dapat berbuat apa-apa. Gilang yang saat itu baru menduduki bangku SMP terpaksa berhenti sekolah dan memutuskan untuk meninggalkan tempat kelahirannya dan memilih merantau.  Ia kembali teringat masa-masa pahitnya dulu ketika merantau dan terpisah dari orangtua, ia ingat bagaimana ia bekerja keras dan bagaimana sakitnya hidup sendiri. Gilang ingat saat pertama kali ia menginjakkan kaki di kota Bandung, saat ia mengenal Bayu seorang pelukis tingkat atas, saat ia bertemu dan jatuh cinta dengan Kenisha seorang gadis sunda yang membutanya bangkit dari keterpurukan dan menjadi sukses seperti sekarang.

Bandung, Agustus 2007
          Udara dingin menyeruak masuk dari jendela bis yang sedikit terbuka, Gilang mulai membuka matanya yang sempat tertidur sejenak ketika di perjalanan. Ia sampai di kota yang memiliki julukan “Paris Van Java”, kota yang ia pilih sebagai tempat mengadu nasib dengan bermodal nekat dan uang 100 ribu yang diberikan oleh ibunya sebelum ia pergi. Hari pertama di Bandung ia mulai dengan mengenal bagaimana kota Bandung yang sebenarnya, di pinggir jalan yang ia lewati terdapat banyak sekali orang yang memajang lukisan dan membeli lukisan. Dengan rasa penasaran Gilang mendekati salah satu pelukis  dan berkenalan dengan pelukis yang bernama Bayu. Bayu adalah pelukis tingkat atas, pelukis yang memiliki kualitas yang baik. Baru setengah jam Gilang disana berbincang-bincang dengan Bayu lukisan yang ia pajang telah habis terjual. Bayu yang mengetahui Gilang tidak tau tujuannya ingin kemana mengajak Gilang tinggal di rumahnya sementara Gilang mendapatkan pekerjaan. Gilang dibawa kesebuah kampung seni di Bandung Selatan, kampung yang di anggap sebagai kampung lukis. Disana banyak sekali para pelukis, mulai dari pelukis tingkat bawah atau pemula, pelukis tingkat menegah dan pelukis tingkat atas seperti bayu. Di desa seni inilah Bayu mulai mendalami seni lukis yang dari dulu sangat ia gemari. Gilang sangat suka menggambar dan mendesain apasaja, ia berbakat dalam menggambar karna itulah ia menerima ajakan bayu untuk tinggal bersamanya dan mempelajari lebih dalam lukisan.
          Hari-hari di Bandung di lewati Gilang untuk belajar lukis dari Bayu. Sudah 6 bulan Gilang berada di Bandung dan hidup dengan uang hasilnya melukis, walaupun uang yang di dapatkan dari hasil melukis hanya sedikit, Gilang tak menyerah dan menabung untuk membeli perlengkapan lukisnya sendiri, mengingat selama 6 bulan terakhir ini ia melukis dengan alat lukis milik Bayu yang sudah jarang di pakai olehnya. “lang, kamu mau uang lebih gak ?” tanya Bayu saat mereka baru pulang dari berjualan lukisan “mau lah, siapa yang gak mau uang lebih coba, itung-itung aku bisa bayar sewa selama aku tinggal di rumah kamu yu” jawab Gilang, Gilang sebenarnya tak enak berlama-lama tinggal dirumah bayu tanpa membayar sama sekali, walaupun Bayu ikhlas membantunya tapi ia tetap tak enak hati. “tapi pekerjaannya berat loh lang, kamu tau kenek bangunanan kan ? apa kamu mau jadi kenek bangunan ? kalau aku tidak sekolah seperti kamu aku pasti mau walaupun sedikit berat tetapi uangnya lumaya” Bayu menyakinkan Gilang untuk mau menjadi kenek bangunan karna menurut Bayu dari pada Gilang sendiri di rumah sementara Bayu di sekolah. Bayu hidup sendiri di rumah yang dibelikan oleh orang tuanya, Bayu orang yang cukup berada tapi karna ia bercita-cita menjadi seorang pelukis akhirnya ia pergi jauh dari orang tuanya dan datang ke kampung seni ini untuk memperdalam ilmu nya semenjak ia baru lulus dari Sekolah Dasar dan sekarang ia duduk di kelas 2 smp , satu tingkat di atas Gilang jika Gilang masih bersekolah sekarang, Bayu adalah anak yang mandiri. “ya aku mau kok jadi kenek bangunan, yang penting aku tidak menyusahkan kamu disini” balas Gilang. Gilang ingin sekali bersekolah sama seperti Bayu, tapi biaya ia tidak punya. Karna itulah ia berkerja keras agar dapat mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan membuat bangga ibunya dan membuktikan kepada ayah tirinya kalau ia bisa. 
          Hari pertama Gilang bekerja sebagai kenek bangunan, ia bekerja sangat giat. Ia membantu dan melakukan apasaja yang disuruhkan kepadanya. Jika pekerjaan yang di berikan kepadanya sudah selesai ia tak akan berhenti berkerja dan malah membantu teman-temannya yang lain, bagi Gilang jika mereka memulai perkerjaan bersama-sama maka mereka juga harus menyelesaikannya bersama-sama,tak ada yang istirahat duluan lalu yang lain masih bersusah payah. Setelah bekerja dan membantu yang lain akhirnya waktu istirahat bagi pekerja tiba, Gilang dan teman-teman sesama kerja makan bersama-sama dan selesai makan mereka di beri waktu senggang untuk beristirahat sejenak, melepas penat sesudah bekerja, tapi Gilang memanfaatkan waktunya bukan hanya untuk berleha-leha. Ia keluarkan buku sketsa dan pensil yang berada di dalam tasnya, ia mulai menggambar sketsa bangunan setengah jadi yang ada di hadapannya sekarang, menggambar bangunan sesuai versi dirinya sendiri. Selesai menggambar sketsa bangunan itu Gilang meletakkan buku sketsanya di atas tas miliknya lalu kembali bekerja, dia lupa memasukkan buku sketsa miliknya karna terburu-buru ingin memulai kerjanya tepat waktu. Tanpa Gilang ketahui ada seseorang yang melihat buku sketsa miliknya dan kagum dengan desain bangunan yang sering ia buat di saat waktu senggang. Orang itu memfoto desain milik gilang, lalu pergi meninggalkan tempat itu.
          Tak terasa sudah 1 tahun Gilang hidup di Bandung, ia masih menjadi seorang kenek bangunan di siang hari dan menjadi pelukis jalanan di malam hari. Itulah kegiatan Gilang setiap harinya, mencari uang sebanyak-banyaknya untuk membanggakan orang tuanya. Siang ini gilang kembali bekerja menjadi kenek di tempat yang berbeda,tapi entah apa kesalahan yang ia lakukan hari ini, ia di panggil untuk menemui bosnya. Selama perjalanan menemui bosnya Gilang ketakutan, ia takut akan di pecat karna kesalahan yang tak ia ketahui. Sesampainya di hadapan bosnya tidak seperti perkiraan, bosnya tersenyum bangga padanya lalu melihatkan sebuah foto yang tak asing bagi Gilang, foto itu adalah sketsa yang ada di buku sketsanya. “ apa benar ini kamu yang menggambarnya ?” tanya bos kepadanya, Gilang dengan gugup hanya menganggukan kepalanya sambil menunduk, sementara bosnya masih tersenyum kagum karna anak yang seharusnya masih duduk di bangku SMP sudah bisa membuat sebuah sketsa yang bagus dan di pilih sebagai desain untuk membuat sebuah perusahaan besar. Karna kepandaiannya dan hasil sketsanya yang membuat bosnya mendapat projek besar akhirnya gilang di biayai ambil sekolah paket B, medapatkan ijazah SMP dan meneruskan SMA  di biayai oleh perusahan sampai ia kuliah.

Seoul , Korea Selatan.  Oktober  2016

          Daun berguguran di sepanjang jalan yang ia lewati, kini di korea tengah musim gugur, musim yang sangat di sukai oleh sesorang. Dan hari ini secara nyata ia dapat melihat bagaimana keindahan yang sebenarnya dari musim gugur. Lagi-lagi ia tersenyum mengingat orang itu, orang yang dulu memfoto desainnya dan memberikan desain tersebut kepada bosnya dulu, karna orang itulah ia dapat sukses seperti sekarang. Karna orang itu adalah Kenisha cinta masa SMA Gilang  dan orang yang menjadi motifasinya untuk sukses selain orang tuanya. Gilang ingat gadis itu sangat ingin melihat musim gugur bersama gilang, gadis sunda yang menjadi semangatnya. Kenisha, menyukai musim gugur, negara yang paling ingin ia kunjungi bersama gilang adalah korea, gadis itu menyukai boyband korea BANGTAN BOYS ,boyband yang beranggotakan 7 orang yaitu Rap MonsterJin,Suga,J-hope,Jimin,V,Jungkook. Bahkan nama member boyband itu pun hafal oleh Gilang karna setiap waktu gadis itu hanya bercerita tentang boyband kesukaannya. Kenisha tak suka pada anjing, ia tak ingin jika ada orang yang menjelek-jelekkan boyband kebanggaannya. Ya, Gilang tau segala hal yang disukai dan tak disukai Kenisha. Masih ada waktu seminggu sebelum projek yang akan dikerjakan oleh Gilang di mulai. Dan dalam waktu seminggu itu Gilang akan mencoba segala hal yang disukai Kenisha, mulai dari musim gugur hingga boyband kesukaan Kenisha BANGTAN BOYS. Gilang ingat pertama kali ia bertemu Kenisha
Saat itu Hari pertama bagi Gilang menempuh sekolah formal kembali. Kini ia bersekolah di SMA yang sama dengan Bayu, dan kebetulan ia juga sekelas dengan Bayu, seharusnya Gilang kini masih di kelas 3 SMP jika dia mengambil jalur pendidikan formal, tapi karna ia mengambil sekolah paket B untuk SMP disinilah dia sekarang, duduk di bangku bersebelahan dengan Bayu yang seharusnya adalah seniornya. Para murid baru berdatangan memasuki kelas dan untuk pertama kalinya gilang yang tak pernah mengenal gadis mulai tertarik dengan gadis bernama Kenisha teman sekelasnya. Kenisha gadis cantik, ramah dan tutur bahasanya yang baik. Gilang menyukainya begitupula dengan Kenisha. Sudah sejak lama Kenisha menyukai Gilang, sebelum mereka bersekolah di tempat yang sama. Kenisha mengenal Gilang pada saat Gilang pertama kali bekerja sebagai kenek, Kenisha adalah putri dari pemilik perusahaan yang memberikan proyek tersebut kepada bos gilang. Kenisha yang tengah melihat-lihat proses pembuatan proyek itu tak sengaja melihat Gilang dan tertarik dengan apa yang dilakukan Gilang, Gilang yang sedang menggambar sebuah sketsa bangunan yang menurut Kenisha itu sangat bagus, tak berapa lama akhirnya desain yang di gambar Gilang selesai dan dengan tergesa-gesa Gilang meninggalkan buku sketsanya tanpa memasukkan ke dalam tas, dengan rasa penasaran yang besar akhirnya Kenisha melihatnya dan memberikan foto hasil desain Gilang ke ayahnya dan ayahnya menyukai desain tersebut.
             Kini Gilang berada di tingkat paling atas SMA, kini ia berada di kelas 3 dan sibuk mempersiapkan ujian nasional yang akan datang, Gilang dan Kenisha telah berpacaran selama 2 tahun dan selama mereka berpacaran tanpa di ketahui oleh orang tua Kenisha, ia tak ingin orangtuanya tau ia berhubungan dengan Gilang karna orangtuanya tak ingin ia bergaul dengan orang seperti Gilang, Gilang orang yang tak berpunya, sementara ia orang yang berkehidupan lebih dari cukup. Tapi karna perasaannya kepada Gilang,ia tetap saja berhubungan dengan Gilang. Hingga suatu waktu Kenisha datang ke proyek tempat Gilang bekerja sepulang sekolah, ia membuatkan bekal untuk Gilang dan menemaninya makan bersama dan saat itu ayah Kenisha tau dan membuat Gilang dan Kenisha terpaksa mengakhiri hubungan mereka. Hubungan berakhir, berpengaruh bagi semangat Gilang, ia mulai malas-malasan datang kesekolah, dan ia sering tak masuk kerja. Gilang berubah, dan itu membuat Kenisha khawatir, ia tak ingin Gilang gagal meraih mimpinya menjadi seorang arsitek hanya karna hubungan mereka berakhir. Sepulang sekolah Kenisha pergi bersama Bayu kerumahnya yang juga rumah tempat tinggal Gilang selama di bandung, menemui Gilang dan memberi semangat. Kenisha berjanji kepada Gilang, jika Gilang dapat meraih cita-citanya mereka akan kembali bersama, meski Kenisha sendiri tak yakin apakah mereka dapat bersama mengingat orangtua Kenisha yang sangat menetang. Mendengar janji Kenisha semangat Gilang kembali muncul, ia bekerja dan belajar lebih baik dari sebelumnya. Hingga di hari kelulusannya ia mendapat nilai tertinggi namun sayang di hari kelulusannya ia tak melihat Kenisha di hari kelulusan, dan yang ia tau dari Bayu bahwa Kenisha tak hadir di hari kelulusan karna ia harus pergi keluar negri untuk melanjutkan kuliah. Gilang hancur hari itu, ia kecewa tapi ia masih memegang janji Kenisha dan dia akan menagih janji itu suatu hari nanti. Lulus dari SMA ia melanjutkan kuliah di ITB jurusan arsitektur , 4 Tahun setelah itu Gilang lulus dengan nilai yang memuaskan dan di panggil bekerja disebuah perusahaan arsitektur besar di jakarta selatan.

Seoul, Korea Selatan
          Di sepanjang jalan nampak hamparan pepohonan dengan daun yang menguning dan mulai berguguran ke tanah, pemandangan yang tak pernah Gilang lihat di Indonesia.  Menyusuri jalanan yang disisi kiri dan kanannya dinding batu di balik dinding batu itu terdapat istana Gyeongbukgung, tempat yang sering di ceritakan Kenisha kepadanya bahwa tempat ini sering dijadikan tempat syuting drama yang sering Kenisha tonton. Tersenyum, lagi-lagi hanya itu yang gilang lakukan, ia hanya bisa mengenang gadis itu, semenjak kelulusan SMA gilang belum pernah bertemu lagi dengan Kenisha,karna itulah kesempatan seminggu ini ia akan melakukan sendiri apa yang dulu ingin Kenisha lakukan dengannya. Setelah seharian berjalan menyusuri kota seoul, ia pulang ke apartemen yang akan ia tempati 6bulan kedepan. Keesokkan harinya ia pergi ke sebuah gedung yang berlebel Big Hit Entertainment, setahunya Big Hit entertainment ini adalah management tempat bernaungnya boyband kesukaan Kenisha dan dari ceritanya dulu,ia ingin sekali berfoto di depan patung boneka BTS yang berada di depan Big Hit Entertainment dan ia juga ingin mendatangi konser BTS atau Acara yang di ikuti BTS. Hari ini Gilang di temani oleh Ammar sahabatnya yang sudah 1 tahun ini menetap di korea dan karena itulah Gilang bisa sampai ke gedung bighit tanpa tersesat. Besok ia berencana akan pergi ditemani Ammar dalam acara comeback stage BANGTAN BOYS boyband favorite Kenisha yang bertepatan pada tanggal 10 oktober 2016. Karna suhu udara yang semakin dingin, Gilang dan Ammar kembali ke apartement masing-masing dan melanjutkan kegiatan mereka besok.
          Hari ini tepat tanggal 10 oktober 2016,Gilang sudah bersiap-siap untuk pergi melihat comeback stage, sesampainya di tempat acara akan berlangsung Gilang dan Ammar mencari tempat duduk mereka sesuai dengan nomor yang tertera di tiket mereka, kursi penonton sudah mulai penuh, Ammar duduk disamping kiri Gilang  sementara kursi samping kanan Gilang masih kosong, acara dimulai namun kursi disebelah kanan Gilang masih kosong,karna itu Gilang meletakkan tasnya di kursi kosong ia merasa kursi itu akan kosong sampai acara berakhir. “jeo...i dangsin-i issseubnikka ?”(permisi... apakah ini milikmu ?) ucap sesorang gadis yang berdiri disebelah kanan Gilang sambil menunjuk tas milik Gilang yang berada dikursi “ne...”(ya...) balas Gilang memalingkan pandangan keasal suara, Gilang tertegun melihat sosok yang 4 tahun belakangan ini ia rindukan. Kenisha


"Seperti musim gugur...semuanya berwarna jingga,cerah. Daun di musim gugur Terjatuh...namun ada keindahan di baliknya. Bertemu di musim gugur dengan sebuah kebanggaan dan pembuktian-Gilang"




 hai .. ini cerpen pertama yang aku post di blog ini. cerpen ini murni hasil karya aku sendiri. dan aku harap kalian menikmati nya. saya mengharapkan sekali masukan dari teman-teman :)

Comments

Post a Comment